Tancap Gas Bangun Industri Kendaraan Listrik

Gencarnya pemerintah menggaet investor dunia dilakukan lantaran Indonesia memiliki bahan baku nikel, kobalt, dan mangan yang melimpah. Mineral-mineral tersebut merupakan bahan baku baterai litium untuk kendaraan listrik.

Dengan potensi tersebut, Luhut berharap Indonesia bisa menjadi destinasi investasi bagi produsen mobil dan baterai dunia yang tengah berlomba mencari lokasi untuk fasilitas produksi mereka.

Berdasarkan Global Battery Alliance, peningkatan produksi kendaraan listrik dapat menghasilkan penciptaan 10 juta pekerjaan dan nilai ekonomi sekitar 150 miliar dolar AS karena berkontribusi pada kemajuan terkait dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

“Apabila semua atau sebagian besar supply chain yang terkait bisa diproduksi di Indonesia, maka Indonesia bisa menjadi pemain kunci secara global di industri masa depan ini,” kata Luhut.

Selain investor luar negeri, Luhut mengatakan minat pengembangan industri kendaraan listrik berbasis baterai juga datang dari dalam negeri.

Saat ini, telah hadir sejumlah industri kendaraan listrik berupa sepeda motor listrik Gesits hingga bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa dan PT INKA (Persero).

Bentuk IBH

Keseriusan pemerintah mendorong pengembangan industri baterai ditunjukkan dengan pembentukan subholding industri baterai atau Indonesia Battery Holding (IBH).

Pembentukan IBH dilakukan berdasarkan surat penugasan Menteri BUMN dengan holding BUMN pertambangan MIND ID (Inalum), PT Antam, PT Pertamina dan PT PLN menjadi empat pemegang saham utamanya.

Nantinya, subholding baterai itu akan mengolah produk nikel dari hulu ke hilir hingga menjadi produk baterai kendaraan listrik.

Lihat juga...