Peliknya Pembelajaran di Masa Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Indra menyebutkan bahwa gerakan ini menyasar para guru dari PAUD hingga SMA/SMK baik madrasah, sekolah negeri dan sekolah swasta dengan jumlah guru sekitar 100 ribu.
“Kegiatan ini akan dilakukan secara daring dan disesuaikan dengan jadwal mengajar guru. Targetnya adalah guru yang bisa mengajar secara hybrid dan portofolio peserta didik yang siap dengan sistem pembelajaran baru,” ucapnya.
Sistem pembelajaran baru ini maksudnya adalah pembelajaran berbasis proyek, memanfaatkan teknologi digital, mengintegrasikan mata pelajaran dan menitikberatkan pada pengembangan karakter atau soft skills.
“Contoh pembelajarannya, kalau di kelas X, menggabungkan Biologi, PPKN, Bahasa Indonesia dan Matematika dalam sebuah proyek yang dilalukan oleh kelompok. Proyeknya tidak hanya satu. Bisa berbentuk podcast, blog, komik digital, film pendek atau aplikasi dan animasi. Anak akan didorong aktif dan mandiri. Sementara guru akan menjadi corong menjawab masalah sesuai dengan tema yang diberikan. Misalnya adalah tema jika Indonesia terserang pandemi yang disebabkan bakteri,” paparnya.
Anak akan terdorong untuk belajar tentang bakteri, tentang pandemi dan juga kerjasama pemerintah dalam menanggulangi pandemi.
“Dengan sistem ini, maka akan dicapai level C6 yaitu mencipta. Di mana anak akan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif. Atau yang disebut oleh mas menteri sebagai pembelajaran dengan paradigma baru,” tandasnya.
Menanggapi hadirnya program Gerakan Guru Cerdas, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, yang juga merupakan Kepala Sekolah SMPN 52 Jakarta menyatakan sangat mengapresiasi.