Beternak Burung Kenari Harus Bisa Menjiwai
Editor: Koko Triarko
MALANG – Lebih dari 30 tahun lamanya, Supandi, warga Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, kota Malang, menekuni budi daya burung Kenari. Baginya, beternak Kenari jauh lebih mudah dan lebih menguntungkan dibandingkan burung lainnya.
Menurut Supandi, selain memilih indukan yang berkualitas, ada beberapa cara yang harus diketahui untuk mengawinkan burung Kenari. Terlebih jika burung Kenari betina masih perawan atau sama sekali belum pernah dikawinkan.
“Cara mengawinkannya itu yang sulit kalau mulai dari tembean atau burung yang masih perawan. Karena terkadang burung betina itu pilih-pilih,” ujarnya, saat ditemui di rumahnya, Senin (24/5/2021).
Ia mencontohkan, ada dua ekor jantan hijau dan kuning. Kalau jantan warna hijau berkicau, tapi si betinanya diam saja tidak merespons, menandakan si betina tidak suka. Tapi kalau kemudian jantan Kuning berkicau dan si betina merespons dengan ikut berkicau, berarti si betina nafsu dengan pejantan yang kuning dan bisa dikawinkan.
“Jadi, kita peternak memang harus menjiwai. Tapi kalau betinanya sudah pernah bertelur, lebih mudah dikawinkannya, karena tidak pilih-pilih pejantan lagi. Sedangkan untuk usia siap kawin burung Kenari bervariasi, tergantung jenis,” sebutnya.
Ia menjelaskan lagi, jika sudah terjadi perkawinan, biasanya Kenari betina yang baru pertama kali kawin, baru akan bertelur setelah enam hari. Setelah bertelur, pejantan sebaiknya dikeluarkan dan telur Kenari umumnya akan menetas setelah 14 hari.
“Kalau telurnya sudah menetas, berarti burung betina ini sudah siap menjadi indukan. Dan, ketika anaknya sudah berusia sekitar 15 atau 20 hari, Kenari betina sudah bisa dikawinkan lagi, sehingga pejantan bisa dimasukkan kembali. Nanti kalau indukannya sudah bertelur lagi, anakan yang pertama dan pejantannya bisa diambil,” jelasnya.