Inilah Pengalaman Pemudik Siasati Pandemi Corona

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ia tetap membayar kepada sopir untuk tiba di kampung halaman. Cara itu tetap dilakukan daripada ia tidak bisa berlebaran bersama keluarga.

Selain Sutikno, warga Kabupaten Pesawaran asal Banten, Jawa Barat memilih mudik sebelum pelarangan.

Hermansah, warga Gading Rejo, Pesawaran menyebut tahun ini merupakan tahun kedua baginya tidak berlebaran di kampung jika mengikuti larangan mudik. Pasalnya saat lebaran 2020 ia juga terkendala aturan mudik, sementara ia telah memutuskan resign dari pekerjaan.

“Saya bersama lima rekan memilih menyewa travel dan pulang sebelum aturan penyekatan mudik,” bebernya.

Aturan larangan mudik sebut Hermansah diberlakukan sejak Kamis (6/5/2021) hingga Minggu (16/5/2021) mendatang.

Ia tidak habis akal, perjalanan dilakukan olehnya sejak Selasa (4/5/2021) dari Jawa Barat. Belum adanya pengetatan perjalanan membuat ia bisa tiba di Pesawaran pada Rabu (5/5/2021) meski tetap harus memilih akses jalan tikus. Sebutan jalan tikus merupakan akses yang tidak berpotensi dijaga satgas Covid-19.

Hermansah bilang tetap mematuhi protokol kesehatan. Sesampainya di rumah ia tidak langsung bertemu keluarga.

Beruntung keluarga memiliki dua rumah yang besar sehingga ia bisa melalukan isolasi mandiri. Perlengkapan mandi, makanan telah disiapkan. Meski telah melakukan rapid test dan negatif Covid-19, perjalanan lintas pulau jadi antisipasi untuk isolasi mandiri.

“Buat jaga jaga, untuk keluarga saya selalu menerapkan protokol kesehatan dan saya bisa lebaran bersama keluarga,” bebernya.

Imbas larangan mudik diberlakukan, pelabuhan penyeberangan Bakauheni-Merak terlihat lengang. Hal yang sama terlihat pada akses Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang lengang.

Lihat juga...