Kecipir Cocok Ditanam di Lahan Kering
Editor: Koko Triarko
Menurut Fransiska, pemanenan buah kecipir harus tepat waktu saat masih muda. Buah yang kerap dijadikan sayuran urap, bening, pecel itu bisa dipanen setelah usia 100 hari ditanam. Pemanenan buah kecipir yang terlambat membuat rusuk buah lebih berserat kasar. Setiap satu tanaman kecipir, ia mengaku bisa memanen sekitar 5 hingga 6 buah. Dalam satu pekarangan, ia menanam sekitar 50 tanaman dengan sekali panen mencapai 1 kilogram.
Hasil panen kecipir, sebut Fransiska, telah dipesan oleh pedagang sayur keliling. Penjualan kecipir dilakukan dengan sistem ikat sebanyak 10 kecipir per ikat dengan harga Rp5.000. Sebagian hasil panen bisa dipergunakan sendiri sebagai bahan sayuran tanpa harus membeli. Selain penanaman kecipir pada lahan pekarangan, ia juga menanam kecipir di tegalan sawah berlahan kering.
“Kecipir akan tumbuh subur saat musim kemarau, pada lahan kering dengan produksi buah melimpah dibanding penghujan bunga rontok,” ulasnya.
Mikael Anggi, warga Desa Pasuruan, penyuka sayuran hijau menyebut budi daya kecipir sangat mudah. Ia hanya meminta lima buah kecipir dengan biji masing-masing sepuluh buah. Selanjutnya biji kecipir ditanam di bawah pohon mangga sebagai rambatan. Cukup menunggu 3,5 bulan, ia sudah bisa menikmati hasilnya. Berbeda dengan sayuran lain, proses perawatan kecipir lebih mudah namun tetap produktif.
Berbeda dengan tanaman lain yang butuh air banyak, sebut Mikael Anggi, kecipir hanya butuh sedikit air. Menjelang masa berbunga ia bahkan tidak menyiram tanaman. Sebagai solusi agar tanaman kecipir tetap mendapat pasokan air meski pada lahan kering, merambatkan pada tanaman pisang jadi pilihan. Tanaman pisang yang bisa menyimpan air berpotensi menyuplai air pada tanaman kecipir.