Kulit Kopi, Alternatif Pupuk Alami Budi Daya Jamur
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JEMBER – Salah satu pemuda di Jember menggunakan kulit kopi sebagai bahan olahan budi daya jamur organik. Sebab, potensi kulit kopi memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk menambah hasil pertumbuhan jamur.
Nafis Madani, warga Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, mengatakan, selama ini kulit kopi hanya menjadi tumpukan sampah, yang jarang bisa kembali dimanfaatkan. Hal ini membuat Nafis mencari solusi pemanfaatan kulit kopi yang menjadi limbah sampah. Sehingga ia manfaatkan menjadi bahan dasar pembuatan jamur.
“Kandungan nutrisi yang dihasilkan dari kulit kopi, memiliki potensi pupuk alami yang dapat menambah rasa kenyal pada saat jamur dipanen, daripada baglog yang hanya menggunakan serbuk kayu, dan kapur. Ukuran jamur lebih besar dan warnanya putih cerah,” ujar Nafis Madani kepada Cendana News, di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, Senin (21/6/2021).
Nafis menambahkan, selain dapat menambah hasil dari pertumbuhannya yang baik, penggunaan kulit kopi dapat menambah ketahanan baglog yang cukup lama.
“Penggunaan bahan dasar organik pada setiap baglog jamur, mampu membuatnya bertahan lebih lama. Rutin melakukan perawatan secara berkala juga dapat mempengaruhi budi daya jamur terhindar dari hama dan penyakit. Keuntungan lain dengan menggunakan bahan organik, tidak membuat budidaya jamur menjadi berbahaya, karena terhindar dari penggunaan bahan kimia,” ungkapnya.
“Beberapa tempat budidaya jamur lainnya kerap menggunakan bahan pestisida kimia yang dilakukan dengan cara disemprotkan kepada setiap baglog, tujuannya untuk membunuh hama dan penyakit. Sedangkan saya pribadi memilih untuk tetap menggunakan bahan organik, karena dengan rutin melakukan perawatan terhadap baglog yang ada, akan mengurangi dampak serangan hama dan penyakit,” paparnya.