Lansia dan Perlakuan yang Tepat untuk Menjaganya
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Lansia memiliki tingkat kerentanan yang berbeda. Setiap tahapan membutuhkan perlakuan yang berbeda. Untuk mencegah lansia memasuki tahapan kerentaan atau mengembalikannya dari tahap renta ke pre-renta.
Direktur Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Erna Mulati, MSc, CMFM, menyatakan penurunan kapasitas intrinsik lansia berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan tingkat kemandirian lansia, serta faktor risiko demensia.
“Penurunan kapasitas saat memasuki usia lansia bukanlah suatu hal yang dapat dihindari. Yang penting dilakukan adalah bagaimana setiap kelompok masa itu tetap menjadikan lansia tetap sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi sekitarnya. Misalnya dengan melakukan implementasi dan intervensi program kesehatan yang memperpanjang masa sehat lansia (UHH Sehat) serta meningkatkan status kesehatan lansia. Termasuk lansia sakit menjadi sembuh atau sehat kembali, dengan pendekatan siklus hidup,” kata Erna dalam sosialisasi menjauhi kerentaan pada lansia menuju lansia sehat dan bahagia, yang digelar oleh Dompet Duafa, Jumat (11/6/2021).
Adapun masa lansia sendiri, paparnya, bisa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat kapasitas intrinsiknya.
“Dalam tahapan awal masa lansia, yaitu fit atau robust elderly yang memiliki stabilitas tinggi dan stabil, perlu diciptakan lingkungan yang mempromosikan tingkah laku yang mampu menjaga kapasitasnya. Pelayanan kesehatan pada tahap ini adalah pelayanan kesehatan pencegahan terhadap kondisi kronik, penekanan pada deteksi dini, dan pengawasan kesehatan,” ucapnya.
Teknisnya adalah promotif dan preventif dengan melakukan skrining dan deteksi dini pada lansia serta pemberdayaan lansia.