Komoditas Jahe Gajah, Potensial Dibudidayakan Secara Tumpang Sari
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Komoditas pertanian yang kerap dibudidayakan petani berupa jahe atau zingiber officinale rosc. Komoditas pertanian tersebut dikembangkan petani Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tatan, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Jalil menyebut jahe menjadi salah tanaman budidaya yang dikembangkan bersama dengan jenis tanaman lain.

Jalil menyebut membudidayakan jahe putih atau dikenal dengan jahe gajah. Ia menyebut jahe gajah dibudidayakan secara tumpang sari dengan komoditas kakao, cabai dan lada pada lahan kebun.
Proses budidaya sebutnya cukup mudah dengan penyediaan media tanam berupa bedengan. Media tanam berbentuk bedengan bermanfaat untuk pengaturan irigasi.
Jalil menyebut menggunakan sebanyak 20 kilogram bibit saat masa awal tanam. Penanaman jahe sebutnya memakai rimpang yang telah dipilih berpotensi menghasilkan tunas.
Setiap rimpang jahe gajah sebutnya bisa memiliki sebanyak sepuluh tunas. Media tanam digemburkan memakai tanah, pupuk kandang, pasir. Tanah gembur sebutnya akan mempercepat proses perbanyakan rimpang pada bibit.
“Saya memilih bibit jahe gajah yang berkualitas sehingga menghasilkan rimpang yang banyak, setiap bulan hingga bulan kedelapan media tanam harus digemburkan dengan pembubunan atau penambahan media tanam tanah agar meningkatkan ukuran rimpang,” terang Jalil saat dikonfirmasi Cendana News, Senin (30/8/2021).