Optimalkan Literasi Budaya Baca melalui Digitalisasi Perpustakaan
Bahkan untuk menunjang fungsi perpustakaan, Sumatera Selatan, membentuk pojok baca di ruang publik seperti Bandara, Stasiun, Mal, Terminal, Taman Kota bahkan di Rumah Sakit dengan total mencapai 300 pojok baca.
Pojok baca tersebut juga dilengkapi dengan perangkat teknologi, diantaranya sengaja disiapkan secara khusus ditempatkan di kawasan pemukiman terpencil yaitu Pojok Baca Sungai Ijuk di Kecamatan Kertapati, Kota Palembang.
Pojok baca (POCADI) tersebut buah dari kerja sama Dinas Perpustakaan Sumatera Selatan dengan PT Pura Daya Prima mitra PT PLN Persero yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Pojok baca juga bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia dan beberapa provider jaringan komunikasi untuk memaksimalkan transformasi literasi digital ini.
Tantangan
Dari 34 provinsi di Indonesia, sembilan provinsi masuk dalam kategori aktifitas literasi sedang (angka indeks antara 40,01 sampai 60,00), 24 provinsi atau 71 persen masuk kategori rendah (20,01 – 40,00) dan satu provinsi masuk kategori sangat rendah (0 sampai 20,00 persen).
Lima provinsi teratas dengan indeks literasi membaca tertinggi ditempati oleh DKI Jakarta 58,16 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 56,20 persen, Kepulauan Riau 54,76 persen, Kalimantan Timur 46,01 dan Bali 44,58 persen.
Lalu tiga provinsi terbawah ditempati Papua 19,90 persen, Papua Barat 28,25 persen, Nusa tenggara timur 29,83 persen.
Peningkatan indeks literasi dihadapkan pada beberapa tantangan, di antaranya adalah keterbatasan bahan bacaan menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya indeks literasi budaya membaca.
Sehingga mayoritas daerah indeks budaya literasinya masuk dalam kategori rendah dan sedang, belum mencapai kategori tinggi atau bahkan sangat tinggi (persentasenya 60,00 – 100 persen).