Upaya Peningkatan Produksi Kedelai Perlu Konsistensi

Oleh karena itu, meningkatkan luasan areal tanam kedelai di lahan bukan sawah dan perbaikan produktivitasnya penting dilakukan, terutama karena produktivitasnya hanya mencapai 13,18 kuintal per hektare, lebih rendah dibandingkan dengan 17,4 kuintal per hektare bila ditanam di lahan sawah.

Pemerintah dinilai juga perlu fokus mengatasi ketimpangan produktivitas tanaman pangan, termasuk kedelai, antara wilayah Jawa dan luar Jawa, melalui peningkatan teknik budi daya, seperti penggunaan pupuk dan benih unggul, mekanisasi pertanian, dan juga peningkatan akses dan perbaikan jaringan irigasi di luar Jawa.

Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan kedelai secara nasional tetap aman dengan harga yang wajar dan terjangkau di tengah fluktuasi harga kedelai dunia saat ini.

“Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen, sehingga berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan.

Fluktuasi harga ini diharapkan tidak menyurutkan para perajin tahu dan tempe untuk terus berproduksi agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan baik. Untuk itu, Oke mengimbau pelaku usaha tetap tenang.

Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 sebesar 14,33 dolar AS per bushels (Rp8.924 per kg landed price), naik 5,4 persen dibanding sebulan sebelumnya 13,60 dolar AS per bushels (Rp8.526 per kg landed price).

Saat ini, secara umum harga kedelai di tingkat perajin di kota-kota besar dan sentra produksi utama kedelai tetap terjaga sekitar Rp10.000 per kg. Sedangkan ketersediaan stok kedelai secara nasional masih sangat mencukupi dengan jumlah sekitar 610 ribu ton dan cukup untuk tiga bulan mendatang. (Ant)

Lihat juga...