Hingga Akhir September 2021 Sumsel Masih Mewaspadai Potensi Karhutla 

Anggota tim BPBD saat melakukan pemadaman Karhutla di salah satu wilayah di Inhil beberapa waktu lalu – Foto Ant
PALEMBANG – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), tetap mewaspadai potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), hingga akhir September 2021. Hal itu dikarenakan, saat ini kawasan tersebut sedang memasuki puncak kemarau.
Pj Sekda Sumsel, SA Supriono mengatakan, walaupun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memprakirakan, terjadi hujan dengan intensitas rendah, tapi sejatinya saat ini masih berada di musim kemarau.
Untuk itu, Pemprov Sumsel menaruh perhatian khusus, terhadap lima kabupaten dalam penanganan karhutla yakni, Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir dan Kabupaten Muaraenim. “Semua daerah menjadi perhatian. Tapi ada lima kabupaten dan kota, yang spesifik menjadi perhatian karena terbilang rawan,” ujarnya, Sabtu (11/9/2021).

Sebelumnya, OKU Timur dan Lahat, sempat menjadi perhatian. Namun pada tahun ini sudah tidak ada lagi hot spot. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, Sumsel tetap mengalami hujan di musim kemarau pada Agustus-September 2021. Hujan diprediksi tetap turun karena pengaruh fenomena Indian Ocean Dipole.

Kepala BMKG SMB II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, akibat pengaruh fenomena tersebut, terjadi pembentukan awan di Sumatera, akibat adanya masa udara dari India sebelah barat yang masuk. “Sehingga banyak uap air, walau sekarang ada musim kemarau tapi tetap ada hujan,” kata Desindra.

Kondisi ini mengandung kemiripan dengan cuaca dan iklim yang terjadi di 2020. Namun curah hujan selama musim kemarau tersebut hanya berkisar 50 mm per-dasarian atau tidak melebihi 150 mm dalam satu bulan atau kategori menengah. Berkat adanya hujan tersebut, setidaknya turut membantu dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Lihat juga...