Nasib Pekerja Bangunan di Tengah Pandemi yang Tak Menentu

Edito: Makmun Hidayat

BANDUNG — Setahun sudah, Ayi (51), pekerja bangunan asal Desa Pinggirsari, Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tak kunjung mendapat panggilan untuk mengerjakan proyek bangunan. Kenyataan pahit yang harus ia terima akibat dampak pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Menurut Ayi, ini merupakan kali pertama dalam satu tahun ia tidak mendapat panggilan mengerjakan sebuah proyek bangunan. Biasanya, pada situasi normal, setiap bulan selalu saja ada proyek yang dikerjakan.

“Memang serba susah sekarang, bos saya bilang ada beberapa proyek yang ditunda karena keuangan lagi susah. Ditambah lagi sekarang mau pergi-pergi banyak syaratnya, makin susah,” ujar Ayi, Selasa (14/9/2021).

Meski demikian, Ayi masih cukup beruntung, pasalnya selama tidak ada proyek bangunan, ia mengisi waktu dengan mengurus ternak di kediamannya.

“Untungnya sih saya ada sapi perah, walaupun cuma dua, tapi lumayan lah, dari susu setiap hari ada aja pemasukan, meskipun ga bisa diandalkan,” katanya.

Di samping itu, Ayi menyebut, untuk tetap bisa mendapatkan penghasilan, ia menjadi buruh bangunan harian di sejumlah warga yang membutuhkan tenaganya.

“Sekarang ini lagi ikut bangun rumah tetangga. Memang upahnya tidak besar, cuma Rp65.000 dari jam 7 pagi sampai jam setengah 5 sore, tapi dari pada tidak ada. Jadi kalau saya sekarang ada kerjaan apa aja saya ambil,” tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dudung Suryana (39), pekerja bangunan asal wilayah yang sama. Ia mengatakan, sebelum pandemi sedang mengerjakan salah satu proyek perumahan di Sumedang, namun sejak Juli tahun lalu, proyek itu dihentikan sementara.

“Saya tidak tahu kapan mau dilanjutkan lagi itu proyek. Sampai sekarang belum ada panggilan,” kata Dudung.

Lihat juga...