Pedagang di Semarang Keluhkan Sistem Pembayaran Digital
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG –Pandemi covid-19, secara tidak langsung turut berperan dalam perubahan perilaku ekonomi digital, termasuk dari segi penggunaan aplikasi belanja online, kesehatan online, hingga pembayaran secara virtual. Perubahan perilaku tersebut, juga didorong peningkatan literasi digital masyarakat, termasuk di wilayah Jateng.
“Berdasarkan data yang kita miliki, perubahan perilaku digital terlihat dari peningkatan penggunaan aplikasi digital selama pandemik, seperti e-groceries (aplikasi belanja online) yang meningkat 69%, penggunaan e-health (aplikasi belanja kesehatan) yang meningkat 41%, edutech (aplikasi belajar online) yang meningkat 38% dan digital payment yang meningkat 65%,” papar Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jateng-DIY, Indra Yuheri, saat dihubungi di Semarang, Selasa (12/10/2021).
Tidak hanya itu, dari tingkat literasi keuangan yang merupakan indeks level pengetahuan masyarakat terhadap jenis produk keuangan, meski di Jateng tergolong masih rendah yakni sebesar 47,38%, namun sudah lebih tinggi dibandingkan dari Indeks Literasi Nasional sebesar 38,03%.
“Pengetahuan masyarakat terkait literasi digital di Jateng terus meningkat, hal ini juga berpengaruh terhadap kesadaran mereka dalam melakukan pembayaran digital,” lanjutnya.
Apalagi saat ini, pemerintah melalui Bank Indonesia, sudah mengeluarkan kebijakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yakni standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Satu kode QRIS tersebut bisa digunakan oleh seluruh pembayaran akun virtual atau pun e-wallet atau dompet digital.