Mengapa Bangsa Indonesia Begitu Lama Dijajah?

Oleh: Abdul Rohman

Ialah peristiwa serangan Cola Mandala India dan Kekaisaran dari Utara, Cina/Mongol.

Kala itu, Australia masih dikuasai Aborogin dan masih bersahabat baik dengan Nusantara. Tidak seperti saat ini yang sudah dikuasai Eropa.

Maka, untuk menghadang serangan kekuatan eksternal, Gajah Mada membangun early warning system (sistem kewaspadaan dini).

Bahwa ketika negara-negara lingkar luar sudah dikuasai atau tunduk oleh kekuatan-kekuatan India dan Cina, maka itu alarm bagi eksistensi Nusantara.

Maka, Sumpah Palapa itu bisa dipahami sebagai konsolidasi lingkar Nusantara untuk tidak jatuh kepada dua kekuatan eksternal itu.

Situasi menjadi berubah, ketika Gajah Mada memasuki masa surut. Majapahit dilanda Paregreg atau perang saudara.

Generasi hari ini hanya mengenal blunder Gajah Mada ketika memberangus rombongan keluarga elit Kerajaan Sunda.

Maka, citra positif Gajah Mada dalam membangun strategi geopolitik tertutupi oleh citra kekejamannya.

Generasi hari ini hanya tahu mitos Sumpah Palapa dan kekejaman Gajah Mada itu. Tanpa memahami strategi sesungguhnya yang dipergunakan Gajah Mada dalam mengonsolidasi Nusantara.

Begitu pula dengan Paregreg Majapahit. Kebanyakan hari ini memahami peristiwa itu sebagai peristiwa murni perebutan kekuasaan internal keluarga kerajaan.

Victor Miroslave Vic sebagaimana disinggung di awal tulisan, menyodorkan informasi berbeda.

Bahwa, Paregreg adalah proyek disintegrasi Kekaisaran Cina atas Nusantara.

Ia (Vic), membangun teorinya berdasarkan studi I Palgunadi dan Slamet Mulyana.

Bahwa, Kekaisaran Cina menyadari tidak mungkin melumpuhkan dan mengendalikan kekuatan-kekuatan Nusantara melalui serangan langsung, sebagaimana Cola Mandala India maupun Kubilaikhan.

Lihat juga...