27 Oktober 1983, Presiden Soeharto bicara blak-blakan dengan petani Madiun
Dimanfaatkan Sebagai Air Minum
Sebelumnya Kepala Proyek Pengembangan sumur -sumur pompa air tanah (P02 AT), Ir. Amas Muda Daulay melaporkan kepada Presiden, lima sumur pompa dari 122 sumur tersebut dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk Kabupaten. Probolinggo, Mojokerto dan Gresik.
Sedangkan 42 lainnya untuk kawasan Madiun-Solo dapat mengairi sawah seluas 2.632 hektar sedangkan 48 sumur pampa untuk kawasan Kediri. Nganjuk dapat mengairi sawah seluas, 1.710 hektar.
Sejumlah 19 Sumur pompa untuk kawasan Tuban, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo dapat, mengairi 76 hektar dan 13 sumur lagi untuk kawasan Madiun mengairi sawah seluas 520 hektar.
Presiden Soeharto yang disertai Mensesneg Sudarmono SH, Mendagri Supardjo Rustam, Menteri PU Ir. Suyono, Menteri Pertanian Ir. Ahmad Afandi, Pangab Pangkopkamtib Jenderal L.B. Moerdani, Menmud Sekkab Dn. Moerdiono, Menmud UP 3 DN Ir Drs. Ginandjar Kartasasmita, Sesdalopbang Solihin GP dan Sekmil Marsekal Madya Kardono, kemudian melakukan peninjauan dengan bus ke daerah-daerah yang telah diairi pompa-pompa tersebut, yang juga dimanfaatkan dalam Jaringan irigasinya.
Kedatangan Presiden di Lanuma Iswahyudi disambut oleh Pangkowilhan 11 Letjen Yogi SH, Gubernur Jatim Wahono, Ketua DPRD Jatim Blegoh Sumarto dan pejabat teras serta Muspida tingkat I dan II lainnya.