KDRT jadi topik bahasan para ibu anggota PKK di Sleman
Admin
YOGYAKARTA, Cendana News – KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga belakangan menjadi perhatian publik.
KDRT menjadi perhatian publik manakala peristiwa itu menimpa publik figure.
Namun, santernya pemberitaan KDRT itu juga berdampak positif terhadap meningkatnya kasadaran masyarakat terkait tindak kekerasan di lingkungan private tersebut.
Trias Anita, dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sleman, mengatakan pentingnya menentang KDRT sebagai salah satu kekerasan yang terjadi di ranah personal.
Dia mengatakan, para pelaku KDRT adalah orang yang kenal baik dan berada dekat dengan korbannya. Bisa suami, istri, anak, orang tua, cucu, atau anggota keluarga lainnya.
Kejadian KDRT bisa terjadi pada keluarga siapapun tanpa memandang ras, usia, agama, gender, dan status sosial, bahkan, tingkat pendidikan.
Tapi, karena rumah tangga merupakan hal yang private, sulit bagi orang lain untuk mengetahui apa yang terjadi pada keluarga tersebut.
“Karena itu KDRT menjadi fenomena gunung es yang hanya sedikit terlihat permukaannya saja,” ujar Trias Anita, dikutip dari laman slemankab, Selasa (25/10/202).
Trias Anita menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara pada pertemuan rutin PKK Kalurahan Donoharjo di Aula Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, pekan ini.
Dalam kesempatan itu, Trias mengungkapkan pula bahwa karena berkaitan dengan ranah privasi banyak kasus KDRT yang tidak dilaporkan.
Alasannya beragam, seperti masih bergantung secara ekonomi, kekhawatiran terhadap status perkawinan, dan masih berharap pelaku bisa berubah.
Kemudian, juga teror jika korban berani melapor ataupun perasaan malu dan tidak ingin mengungkapkan hal tersebut. Dan, menganggapnya pengalaman itu sebagai aib yang harus ditutupi.