3 November 1992, Presiden Soeharto resmikan perluasan Pabrik Semen Cibinong
SELASA, 3 NOVEMBER 1992 Kepala Negara hari ini meresmikan perluasan pabrik Semen Cibinong, dan sekaligus pula meresmikan secara simbolis sembilan pabrik lain yang termasuk dalam kelompok industri kimia dasar.
Pada kesempatan itu, dalam amanatnya, Presiden Soeharto meminta para pengusaha untuk mengelola secara bertanggungjawab pabrik yang dibangun dengan kredit bank, karena pinjaman dari sektor perbankan itu sebenarnya dihimpun dari masyarakat.
Jadi, demikian ditegaskan Kepala Negara, secara tidak langsung pabrik ini dibiayai dengan dana yang dihimpun dari masyarakat.
Kepala Negara menyampaikan harapannya agar pemilik pabrik mengembangkan suasana kerja harmonis dengan para pekerja sehingga mendorong karyawan bekerja dengan rasa tenteram.
Pemerintah akan terus mendorong kreativitas masyarakat dalam bidang ekonomi agar ekonomi Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.
Ekonomi yang tangguh adalah ekonomi yang tersusun dari industri-industri yang tangguh yaitu industri yang kekuatannya berlandaskan pada produktivitas dan efisiensi yang tinggi, yang mampu bersaing dengan barang hasil industri negara lain.
Presiden Soeharto juga mengatakan, peresmian pabrik-pabrik ini juga menunjukkan bahwa pembangunan di Indonesia terus bergerak maju. Kemajuan-kemajuan tadi bertambah penting maknanya, karena semua itu justru berlangsung dalam suasana perekonomian dunia yang sedang dilanda oleh ketidakpastian.
Kepala Negara menyebutkan, pembangunan nasional merupakan upaya bersama untuk meraih kemajuan, kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Semuanya itu hanya akan terwujud dalam masyarakat industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh. Karena itulah, sejak melaksanakan pembangunan hampir dua setengah dasawarsa yang lalu, kita mencurahkan perhatian yang besar kepada pembangunan pertanian dan industri,” Demikian Presiden Soeharto