7 November 1978, Presiden Soeharto resmikan sejumlah proyek di Ambon

SELASA, 7 NOVEMBER 1978 Sebelum kembali ke Jakarta, di desa Galala, Ambon, Presiden Soeharto meresmikan beberapa proyek sarana dan prasarana pembangunan.

Dalam amanatnya, Presiden Soeharto mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya tergantung dan ditentukan oleh modal kebendaan dan kebaikan pengaturan.

“Seperti berulang kali saya katakan bahwa yang paling menentukan bagi pelaksanaan pembanunguan adalah manusia Indonesia sendiri. Manusia Indonesia lah pangkal, andalan dan tujuan pembangunan nasional kita,” tegas Kepala Negara.

Dalam usaha menyukseskan pembangunan nasional, maka dengan sendirinya, harus berusaha meningkatkan kemampuan rakyat, menghimpun dan menyalurkan dalam keikutsertaan masyarakat yang lebih luas, lebih merasa memiliki dan dengan sendirinya juga lebih bertanggungjawab.

“Hal ini saya anggap sangat penting justru karena tanpa keikutsertaan rakyat, gagasan pemerataan pembangunan tidak akan banyak berarti dan mendatangkan kegunaan kepada rakyat,” kata Presiden Soeharto.

Kepala Negara juga menekankan, harus tiba saatnya penggalian dan pengolahan kekayaan laut sepenuhnya berada di tangan kita sendiri. Oleh karena itu usaha-usaha dalam bidang perikanan oleh rakyat kita, harus dibina dan dikembangkan sebaik-baiknya.

Dalam hubungan ini adanya Fakultas Peternakan Jurusan Perikanan di Maluku dapat menjadi pusat utama studi perikanan bagi generasi muda bangsa kita.

Pendek kata, demikian Presiden, kita harus berusaha untuk mengobarkan lagi jiwa Bahari dan semangat Nusantara yang dahulu pernah membuat bangsa kita ini sebagai bangsa yang besar.

Pada kesempatan itu Presiden telah menyerahkan 10 buah kapal nelayan untuk koperasi-koperasi perikanan setempat. Dengan penyerahan itu Presiden mengharapkan agar koperasi dan para nelayan, pemilik koperasi, akan dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari dapat meningkatkan penghasilannya.

Lihat juga...