Ummat Islam Indonesia: Konsolidasi ke Dalam, Proaktif ke Luar

Oleh: Abdul Rohman

Juga dalam menerjemahkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, walau tidak tegas mengatasnamakan organisasi politik keagamaan, dan bahkan diberi label sekuler.

Akhir-akhir ini di tengah kemajuan itu, diskursus keummatan kita diwarnai sejumlah pihak yang hendak mendekonstruksi progres positif mapan ummat Islam Indonesia itu.

Usilnya HTI yang menganggap sistem negara kita thoghut (yang sejatinya ini diperjuangkan, didirikan dan dikelola oleh ummat Islam sendiri), maupun arogansi sejumlah aktivis wahabi yang memandang pihak di luar cara pandangnya sebagai kesesatan, memang telah memicu sejumlah kegaduhan.

Isu itu sedikit menyibukkan internal ummat Islam Indonesia dalam kiprahnya membangun peradaban. Baik kiprah ke dalam bangsa sendiri maupun ke luar.

Di internal bangsa sendiri, ummat Islam Indonesia dengan sistem pendidikan yang semakin modern dan merata, akan mentransformasikan ke-kafahan keislamannya di segala bidang.

Tinggal menunggu waktu saja. Generasi baru akan semakin kaffah keislamannya.

Metodenya semakin rapi melalui sistem pendidikan berjenjang nan merata, dan bukan hanya megaphone approach (metode ceramah an sich).

Atas capaian itu, tanggung jawab ummat Islam Indonesia harusnya diperlebar, untuk berdakwah secara lebih luas ke negara-negara lain yang memerlukan.

Hal itu sejalan dengan amanat UUD 1945, agar bangsa ini turut serta mewujudkan ketertiban dunia yang adil dan abadi.

Munculnya stigma gerakan Islam radikal dalam masyarakat internasional, salah satunya dipicu oleh belum komprehensifnya pemahaman ummat Islam terhadap ajaran Islam itu sendiri.

Sehingga umat Islam mudah tersulut oleh provokasi-provokasi atas nama Islam yang dikendalikan pihak-pihak tertentu.

Lihat juga...