Bendungan Sadawarna dongkrak produksi beras Indramayu

Editor: Koko Triarko

Pemerintah pusat sejak 8 tahun lalu gencar membangun bendungan di berbagai provinsi.

Pembangunan Bendungan Sadawarna dimulai pada tahun 2018.

Bendungan ini berada di perbatasan Subang-Sumedang, dan menelan biaya sebesar Rp2,65 triliun.

Untuk itu, Presiden mewanti-wanti agar hadirnya Bendungan Sadawarna mampu mendongkrak produktivitas pertanian, khususnya di wilayah Indramayu, Subang dan Sumedang.

“Jadi kalau bendungannya sudah ada tapi nanti Indramayu tidak naik produksi padinya, awas. Karena kita tahu Indramayu adalah penyumbang surplus beras nomor satu terbesar di Indonesia. Kita harapkan tidak turun, tapi naik seperti yang Pak Gubernur Jabar sampaikan,” ujar Presiden.

Bendungan Sadawarna dengan luas genangan 680 hektare bisa mengairi kurang lebih 4.280 hektare sawah.

“Terima kasih kepada Bupati Sumedang dan masyarakatnya yang telah merelakan airnya untuk mengairi sawah-sawah yang ada di bawahnya,” kata Presiden.

Presiden mengatakan, tujuan dibangunnya bendungan adalah agar produktivitas pertanian terutama padi dan komoditas holtikultura bisa naik, yang akan berdampak pada ketahanan pangan.

“Itulah tujuan utama dari dibangunnya bendungan, selain memang ada juga fungsi lainnya untuk wisata, pembangkit listrik dan penyediaan air baku,” tutur Presiden.

Sebelum meresmikan Bendungan Sadawarna, Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Ridwan Kamil meninjau ketersediaan dan harga kebutuhan pokok menjelang tahun baru di Pasar Baru Belakang Terminal dan Pasar Pujasera Subang.

Presiden juga menyerahkan bantuan sembako kepada warga kurang mampu di dua pasar tersebut.

Lihat juga...