Histori Hari Ini: Pidato Presiden Soeharto pada akhir tahun 1986, kita sudah miliki industri hulu-hilir

RABU, 31 DESEMBER 1986 Mengakhiri tahun 1986 dan menyambut kedatangan tahun 1987, Presiden Soeharto malam ini menyampaikan amanatnya kepada seluruh rakyat Indonesia melalui RRI dan TVRI.

Dalam amanatnya, Kepala Negara menilai bahwa tahun 1987 yang akan kita masuki sebagai tahun yang mengandung ujian dan tantangan berat.

Dikatakannya bahwa jawaban satu-satunya yang harus kita berikan adalah mempertebal semangat juang kita sebagai bangsa yang sedang membangun, yang harus menyertai segala daya upaya kita dengan bekerja sekuat tenaga untuk menundukkan semua tantangan dan menyingkirkan semua hambatan yang menghadang.

Akan tetapi tahun 1987 dianggap oleh Presiden sebagai tetap mengandung harapan. Alasannya ialah karena tahun 1986 telah kita isi dengan kerja keras dan segala usaha, pengorbanan yang mungkin kita lakukan agar kita tetap bertahan terhadap segala ujian dan cobaan.

Diantara ujian dan cobaan yang dikemukakan oleh Kepala Negara dalam pidatonya itu adalah merosotnya harga minyak di pasaran internasional dalam tahun 1986. Jika dalam bulan Januari 1986 harga minyak bumi adalah US$25,¬ per barrel, maka enam bulan kemudian turun sampai dibawah US$10,¬ setiap barrel. Di bidang pertanian, kita dihadang oleh serangan hama wereng coklat. –

Walaupun begitu, kita juga bersyukur bahwa kita telah memiliki industri-industri, baik industri hulu maupun industri hilir yang menghasilkan berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan segala keterbatasan kita telah membangun prasarana ekonomi dan perhubungan, sehingga roda-roda perekonomian kita tetap berjalan.

Kita juga bersyukur, demikian Presiden, berkat keberhasilan pembangunan di berbagai bidang, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan pada umumnya, maka kesejahteraan rakyat secara bertahap telah dapat ditingkatkan.

Lihat juga...