DPD RI minta Pemerintah secara bertahap tingkatkan DMO CPO untuk Biodiesel

JAKARTA, Cendana News – Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pemerintah untuk secara bertahap meningkatkan Domestik Market Obligation (DMO) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk memenuhi kebutuhan bauran biodiesel B35 dan B40.

Hal itu disampaikan Sultan menyusul adanya gejala krisis energi, karena meningkatnya ketegangan dan eskalasi antara Rusia dengan Ukraina bersama negara-negara anggota NATO. Di samping adanya upaya penolakan produk olahan sawit oleh Eropa dan potensi penurunan permintaan CPO Indonesia oleh India.

“Kami mengapresiasi kebijakan menteri Perdagangan RI yang akan memberlakukan peningkatan porsi DMO CPO dari perbandingan 1:8 menjadi 1:6 untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng menjelang Ramadhan. Namun dalam jangka panjang pemerintah juga perlu menyiapkan pasokan CPO yang lebih untuk kebutuhan kebijakan bauran biodiesel B35 atau bahkan B40,” ungkap Sultan melalui keterangan resminya, Rabu (4/1/2023).

Sebagai negara kepulauan yang luas, kata Sultan, Indonesia membutuhkan bahan bakar jenis biosolar yang lebih dalam mendukung aktivitas transportasi dan logistik. Di sisi lain, kita perlu memperhatikan kembali nilai impor BBM yang terus mengalami peningkatan dan signifikan menggerus cadangan devisa negara.

“Selama ini kita hanya menjadi suplayer bahan baku biosolar untuk negara-negara Eropa. Pada 2021, Uni Eropa mengimpor minyak sawit dan produk turunnya hingga mencapai US$6,4 miliar di mana sebagian besar akan digunakan sebagai bahan bakar biofuel,” ujar mantan ketua HIPMI Bengkulu itu, seperti dimuat InfoPublik.

Sebagai penghasil utama CPO, lanjutnya, Indonesia seharusnya mampu menjadi pemain utama produsen biodiesel dunia. Namun sayangnya pada 2022, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel diperkirakan baru 17 persen dari produksi CPO, padahal Produksi Minyak Sawit RI Capai 45,12 Juta Ton pada 2022.

Lihat juga...