Histori Hari Ini: PELITA III, Program Tersier Airi 2 Juta Hektar Lahan

RABU, 02 JANUARI 1980, Presiden Soeharto memanggil Menteri PU, Pumomosidi Hajisarosa, dan Menteri PAN, Sumarlin, untuk menghadapnya. Dalam pertemuan itu Menteri Sumarlin melaporkan tentang pelaksanaan program tersier dan perbaikan daerah aliran sungai.

Sehubungan dengan itu, Presiden Soeharto meminta Menteri Pumomosidi untuk mengusahakan agar sasaran program penyempurnaan saluran irigasi tersier dapat tercapai sebesar mungkin.

Menurut Kepala Negara, bila hal ini bisa dicapai, maka musim tanam dapat berlangsung secara serentak dan pemberantasan hama dapat lebih mudah dilaksanakan.

Menjawab pertanyaan pers sehabis pertemuan, Purnomosidi mengatakan, dalam Repelita III sekarang Pemerintah merencanakan program irigasi tersier untuk seluas dua juta hektar sawah. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Dalam tahun anggaran 1979/1980 sekarang ini direncanakan untuk 256.000 hektar sawah.

Lebih Efisien

Sehubungan dengan petunjuk Presiden, yang menginginkan usaha mempercepat program, Menteri PU mengatakan, dalam kenyataannya program irigasi tersier memang lebih efisien untuk pembagian air ke sawah-sawah.

Dari hasil peninjauannya ke daerah-daerah, Purnomosidi mengatakan, dengan program irigasi tersier ternyata para petani dapat menanam padi secara serempak. Tidak berbeda jauh lagi waktunya, seperti sebelum ada program, yakni bisa sampai dua bulan antara areal sawah yang satu dengan areal sawah yang lain.

Dengan hampir tidak lagi beda waktu tanam di sesuatu daerah persawahan, usaha pemberantasan hama juga dapat berhasil lebih baik, kata Menteri menambahkan.

Ditanya tentang hasil sawah yang sudah masuk program, Menteri PU itu mengatakan, jelas ada penambahan, sehingga biaya program irigasi tersier yang diperhitungkan Rp150.000,-/hektar sebenarnya sudah bisa kembali dalam satu kali panen saja.

Lihat juga...