Histori Hari Ini: Presiden Soeharto Tekankan Tujuan Ganda Pembangunan Daerah: Prasarana dan Kesempatan Kerja

KAMIS, 5 JANUARI 1978 Presiden Soeharto, ketika menyampaikan Keterangan Pemerintah tentang RAPBN pada sidang paripurna DPR, menyatakan bahwa lahirnya APBN setiap tahun sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan sebagai hasil pembahasan bersama antara DPR dan Pemerintah sungguh merupakan bagian yang penting dari usaha kita untuk terus menumbuhkan demokrasi dan melaksanakan konstitusi.

Pada kesempatan itu Kepala Negara mengungkapkan bahwa RAPBN 1978/1979 berimbang pada jumlah Rp 4,8 trilyun lebih; hampir Rp580 milyar lebih besar dari APBN tahun 1977/1978 atau naik lebih dari 13,6 persen.

Diperincikan, penerimaan dalam negeri direncanakan diatas Rp 3,9 trilyun, pengeluaran rutin diperhitungkan sekitar Rp 2,3 trilyun. Dengan demikian tabungan Pemerintah akan mendekati Rp1,6 trilyun. Sektor penerimaan akan digenapkan dengan dana bantuan luar negeri yang dalam tahun anggaran 1978/1979 ini diperkirakan sebesar Rp865 milyar. Dari jumlah tersebut Rp811 milyar berupa pelaksanaan bantuan proyek, sedangkan sisanya sebesar Rp45 milyar berupa pelaksanaan bantuan program.

Dalam menilai apa yang dicapai dalam tahun 1977/1978 yang menjadi dasar penyusunan RAPBN 1978/1979, Presiden menyebutkan bahwa stabilitas ekonomi cukup memadai. Laju inflasi tahun 1977 sebesar 11,84 persen masih lebih rendah dari tahun 1976 yang mencapai 14,02 persen; dalam tahun anggaran mendatang diusahakan tidak lebih tinggi atau sekitar sama dengan tahun fiskal 1976/1977 yaitu 12 persen.

Lebih jauh Presiden memperinci penanaman modal pada sektor pemerintah maupun swasta yang meningkat. Cadangan devisa terus membaik. Realisasi ekspor meningkat, yang dinilainya, baik dari minyak maupun bukan, diperkirakan akan mendekati 10,5 milyar dolar AS; jadi ada kenaikan sebesar 13 persen dari tahun sebelumnya. Realisasi impor untuk tahun 1977/1978 diperkirakan berjumlah 8,8 milyar dolar AS.

Lihat juga...