Histori Hari Ini: Kurangi Kerontokan Padi, Presiden Soeharto Perintahkan Krakatau Steel Produksi 300.000 Buah Sabit Bergerigi
RABU, 10 FEBRUARI 1988 Presiden Soeharto memerintahkan PT Krakatau Steel untuk memproduksi sabit bergerigi sebanyak 300.000 buah, dan sudah harus selesai pada bulan Maret atau April tahun ini. Menurut Kepala Negara, sabit ini bisa mengurangi kerontokan padi dibanding dengan sabit biasa.
Sabit itu akan dibagikan dalam bentuk Banpres kepada petani terutama di daerah-daerah proyek supra insus.
Demikian penjelasan Dirut PT Krakatau Steel, Ir. T. Ariwibowo seusai melapor kepada Presiden di Jalan Cendana.
Sabit bergerigi tersebut kini telah diproduksi PT Agri Industri bekerja sama dengan KUD Sasekar. Menurut Ariwibowo, sabit bergerigi itu terdiri dari bajakarbon tinggi (0,45 persen). Karena bentuknya yang khas maka bisameningkatkan hasil panen, karena padi yang rontok ketika dipotong sangat berkurang sehingga dapat meningkatkan efisiensi hasil.
Tetapi PT Agri Industri dan KUD Sasekar hanya mampu membuat 50.000 sabit/bulan.
Mengingat manfaatnya yang begitu besar, PT Krakatau Steel diharapkan membantu peningkatan produksi.
Pengadaan tahap pertama sebanyak 300.000 untuk diberikan kepada daerah penghasil padi utama, yakni Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Yogyakarta dan NTB. Diharapkan semua petani di Tanah Air akhirnya bisa memperoleh melalui KUD-KUD.
Menurut Ariwibowo, PT Krakatau Steel akan membantu pengadaannya dengan mengimpor bahan bakunya, karena baja yang digunakan untuk sabit tersebut adalah baja khusus yang belum dibuat di Indonesia.
Selain itu bisa juga dalam bentuk dana. Sabit bergerigi yang mungkin dicontoh dari Taiwan itu, kini dijual dengan harga Rp. 2.000/buah. Presiden minta, melalui Krakatau Steel nanti harganya tidak lebih dari Rp. 1.250/buah, guna meringankan para petani.