Mengingat Pembantaian Warga Kemusuk di Balik Peristiwa Heroik Serangan Umum 1 Maret
Jurnalis : Jatmika H Kusmargana
YOGYAKARTA Cendana News — Hari ini masyarakat Indonesia memperingati peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terjadi di Yogyakarta sebagai hari penegakan kedaulatan negara.
Mungkin masih banyak yang tak tahu, dibalik peristiwa yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia itu, terdapat sebuah desa kecil di pinggiran kota Yogyakarta, yang perlu disorot.
Nama desa kecil itu adalah desa Kemusuk, tepatnya di wilayah yang saat ini berada di Kalurahan Argomulyo, kecaman Sedayu Bantul Yogyakarta.
Sekitar 74 tahun silam desa Kemusuk pernah menjadi sasaran amukan pasukan Belanda. Tercatat sebanyak 202 lebih orang warga sipil di desa ini gugur karena melindungi sosok Letnan Kolonel (Letkol) Soeharto, Komandan Wehrkreise III/ Brigade X, yang saat itu merupakan orang no 1 yang diburu pasukan Belanda.
Dalam seminar “Memaknai Peristiwa Kemusuk-Somenggalan dalam Serangan Umum 1 Maret” yang diselenggarakan Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB), bertempat di Museum Memorial Jendral Besar HM Soeharto, Kemusuk, Argomulyo Sedayu Bantul, Selasa (28/02/2023) hal tersebut diungkap.
Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB), Mayjend TNI (Purn) Lukman R Boer, menjelaskan rangkaian serangan ke desa Kemusuk bermula setelah pasukan Belanda mengetahui adanya tindakan serangan pada malam hari yang dilakukan para pejuang RI.
Serangan para pejuang RI secara seporadis itu pertama kali dilakukan pada 29 Desember 1948 dengan dipimpin oleh Letnan Kolonel (Letkol) Soeharto sebagai Komandan Wehrkreise III/ Brigade X.
Terhitung terdapat lima kali serangan yang dikomando Letkol Soeharto antaranya berlangsung pada 29 Desember 1948, 9 Januari 1949, 16 Januari 1949 dan 4 Februari 1949, serta satu serangan siang hari pada 1 Maret 1949.