KENAPA BANGSA INI PERLU MAHFUD MD

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

Presiden atau wakil presiden yang paham dinamika penegakan hukum, akan mengurangi tekanan para oligarkhi dan kaki tangannya kepada lembaga kepersidenan.

Keempat, Mahfud MD diterima semua kalangan. Di NU, Mahfud memang bukan dinasti pimpinan pondok pesantren. Tapi kemunculannya ke panggung pemangku kebijakan, ia di endorse langsung oleh Gus Dur. Sosok yang di internal NU, sebagaimana pernah diungkapkan Gus Miek, adalah “konsultan dunia dan akherat”. Maka endorse Gus Dur ini merupakan garansi bahwa secara kutural Mahfud adalah orang NU. Orang dalam NU.

Di luar NU, Mahfud pernah menjadi Ketua Persidium KAHMI. Keluarga alumni HMI.

HMI mengidentifikasi dirinya sebagai anak ummat. Maka bisa berkomuniksi dan diterima di semua elemen ummat. Termasuk di keluarga besar Muhammadiyah.

Di luar NU dan Muhammadiyah, Mahfud diterima oleh kesamaan sisiran idiologi penegakan hukum. Mahfud diterima sebagai orang yang konsisten dalam penegakan hukum dan keadilan.

Maka ia diterima baik di kalangan akademisi dan NGO yang sama-sama konsen dalam penegakan keadilan.

Kelima, momentum distrust pemberantasan KKN. Bahwa KKN yang terjadi dalam tubuh bangsa ini telah terjadi sedemikian parah.

Masyarakat nyaris tidak percaya lagi terhadap lembaga-lembaga resmi.

Distrust terjadi dimana-mana.

Kasus Sambo, yang di belakangnya disinyalir ada pergerakan ekonomi yang tidak sedikit, mafia pajak, kemacetan penanganan BLBI. Semua ada titik terang ketika ditangani Mahfud.

Hal itu mendorong akal sehat rakyat banyak berkesimpulan perlunya mempersenjatai Mahfud MD dengan kewenangan yang kebih besar dalam pembangunan bangsa. Ia figur yang tepat dalam pemberantasan KKN.

Lihat juga...