SEMARANG-–Semarang, merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang banyak mewarisi bangunan – bangunan bersejarah, lokasinya tersebar dimana – mana. Paling banyak terletak di kota lama, sebagai pusat perdagangan masa lampau dan ada pula yang di tengah jantung kota Semarang.
Diantara sekian gedung – gedung tua di kota ini, yang paling terkenal dan sering dikunjungi adalah bangunan gedung Lawang Sewu yang dalam bahasa Indonesia berarti seribu pintu. Setiap hari gedung tua ini selalu ramai karena menjadi tujuan utama para wisatawan yang sedang mengunjungi Semarang, apalagi saat hari Minggu atau hari libur nasional lainnya.
Cendana News sore ini mencoba menelusuri Lawang Sewu, salah satu gedung tua peninggalan masa kolonial yang sekarang ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat. Menurut catatan sejarah, peletakan batu pertama gedung ini dilaksanakan pada sekitar tahun 1904, tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1907, bangunan gedung dinyatakan selesai pembangunannya.
Pada saat itu gedung Lawang Sewu tersebut dipergunakan sebagai kantor ” Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij “, artinya kira – kira perusahaan maskapai kereta api Hindia Belanda. Lawang Sewu lokasinya berada di jalan Pemuda, dekat bundaran ” Tugu Muda ” kota Semarang.
Syaiful, sebagai salah satu petugas pemandu wisata tempat ini mengatakan ” sebenarnya nama bangunan gedung ini bukanlah Lawang Sewu, tapi pada jaman dahulu warga masyarakat setempat sudah terlanjur menyebutnya dengan nama Lawang Sewu ” terangnya.
Marjuki bersama anggota keluarganya, salah satu diantara ratusan pengunjung Lawang Sewu ketika ditemui mengaku baru pertama kali datang ke sini ” Saya berasal dari Cirebon, sengaja mengajak keluarga berlibur ke Kota Semarang, penasaran pengen melihat langsung Lawang Sewu, yang selama ini dikenal dengan mitos ” Angker ” dengan cerita menyeramkan ” jelasnya.
Marjuki meneruskan dengan harga tiket masuk rata – rata hanya Rp. 10.000 untuk orang dewasa dan Rp. 5000 untuk pelajar, menurut dia sangat murah dan terjangkau, jika dibandingkan tiket masuk di tempat – tempat wisata di Jakarta. Karena tiketnya terjangkau, makanya dia mengajak 10 anggota keluarganya ramai – ramai ke Lawang Sewu, sekaligus menikmati liburan panjang.
Sedangkan Michael, salah satu WNA asal Belgia yang fasih berbahasa Indonesia mengatakan ” Saya baru pertama kali ke Semarang, walaupun sebenaranya saya sudah lama tinggal dan bekerja di Bali, dengar nama Lawang Sewu Semarang dari seorang temanya asli orang Indonesia, maka dari itu saya jauh – jauh datang dari Bali untuk membuktikannya ” ujarnya.
Menurut Michael, bangunan gedung tua bersejarah di kota Semarang ini membuat dia terkesan dan kagum, bagaimana mungkin pada masa itu, membangun gedung dengan arsitektur yang rumit dan klasik bergaya Eropa di awal abad ke 19, dengan teknologi dan alat seadanya hanya dalam waktu tiga tahun saja, katanya.
Dalam pengamatan Cendana News, hingga malam hari masih banyak pengunjung yang terus berdatangan, penasaran pengen menikmati satu – demi satu bagian dalam bangunan gedung bersejarah Lawang Sewu yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia ( KAI ) Persero tersebut.
SABTU, 16 AGUSTUS 2015
Jurnalis : Eko Sulestyono
Foto : Eko Sulestyono
Editor : Gani Khair