SABTU, 23 JANUARI 2016
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Koko Triarko
YOGYAKARTA — Bagi para penikmat kopi, belum lengkap rasanya jika belum pernah merasakan kopi asli asal lereng Gunung Merapi Yogyakarta. Meski jenis kopinya sama, arabica dan robusta, namun penanaman kopi yang berpupuk organik memberi cita rasa lebih asli dan alami.
Diolah dengan cara tradisional dan tanpa bahan campuran, kopi asal lereng Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta, menjadi menu kuliner kopi asli yang bisa dinikmati di sebuah warung kopi lereng Gunung Merapi, dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Dusun tersebut berada 7 kilometer dari puncak gunung api paling aktif di dunia tersebut.
Adalah Ny. Sumijo (40), satu-satunya warga dusun Petung yang membuka warung kopi di lereng Gunung Merapi. Dengan menu tambahan berupa pisang goreng, kopi asli yang disajikan di warungnya menjadi terasa lebih nikmat. Ditambah hawa sejuk lereng pegunungan, kopi merapi terasa lebih tajam cita rasanya.
Setiap hari, kata Sumijo, tidak kurang 40-an pembeli datang berkunjung ke warungnya hanya untuk bersantai menikmati secangkir kopi. Mereka para pembeli biasanya berasal dari kalangan mahasiswa dan wisatawan Gunung Merapi. Dengan harga terjangkau, Sumijo setiap harinya menyediakan sekitar 0,5 Kilogram bubuk kopi. Dari kopi sebanyak itu, ia biasa menyajikan sekitar 50-an cangkir kopi.
Sumijo yang ditemui Sabtu (23/1/2016), mengatakan, di dusunnya ada sekitar 30 petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani Kebun Makmur dengan luas lahan sekitar 50 Hektar. Sedangkan pohon kopi tersebut mulai ditanam sejak 2013, usai recovery erupsi Merapi 2010. Jenis kopi yang ditanam adalah arabica dan robusta, karena dua jenis kopi tersebut paling cocok dibudidayakan di lereng Merapi.
Namun karena masih relatif pohon baru, kopi yang dihasilkan belum maksimal. Biasanya, kopi arabica bisa dipanen tiap bulan Juni-Agustus, dan kopi robusta pada bulan Mei-Juni. Dari setiap satu pohon, menghasilkan sekitar 5 kilogram kopi mentah, yang setelah diolah menjadi bubuk kopi siap saji sebanyak 2 kilogram.
“Keistimewaan kopi merapi ini karena ditanam dengan pupuk organik, pengolahannya alami dan tradisional. Tdak ada campuran alias kopi asli”, pungkas Sumijo.