Jelang Prosesi Jumat Agung, Lilin Tradisional Diburu Peziarah

SELASA, 12 APRIL 2017
 
LARANTUKA — Dua hari menjelang prosesi Jumat Agung yang akan dilaksanakan Jumat (14/4/2017), lilin tradisional yang dibuat warga Kota Larantuka yang biasanya dipergunakan peziarah saat prosesi mulai diserbu pembeli.

Lilin tradisional yang dipakai saat prosesi yang dibuat sendiri oleh warga Kota Larantuka.

Saat ditemui Cendana News di rumahnya di Kelurahan Lokea, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Rabu (12/4/2017), Katharina Fernandez, mengatakan, penjualan lilin prosesi yang dibuat dirinya bersama anggota keluarga secara turun-temurun mulai banyak dibeli peziarah dari luar daerah.

“Sudah mulai banyak yang beli sejak hari Minggu (9/14/2017) dan hari ini mulai banyak lagi yang membelinya,” ujarnya.

Lilin-lilin tersebut, terang Rina, sapaannya, dibuat sendiri menggunakan lilin bekas yang diperoleh dari sisa-sisa lilin di kuburan baru dimasak kembali. Setelah mencair, lilin tersebut ditiriskan di sumbu sepanjang sekitar 30 centimeter berulang kali hingga berbentuk bulat dengan diameter sekitar 3 centimeter.

“Lilin saya jual 15 ribu rupiah satu batang sebab harga sumbu juga mengalami kenaikan dan biasanya setiap tahun kami membuat 300 sampai 500 batang lilin untuk dijual,” sebutnya.

Bila membuat 500 batang dan terjual semua, terang Rina, dirinya bisa mengantongi keuntungan 3 juta rupiah bila semua lilin tersebut laku terjual. Tapi biasanya ada sisa tergantung banyaknya peziarah.

“Kalau dulu cuma keluarga kami saja yang buat lilin tapi sekarang sudah banyak yang membuatnya bahkan bisa mencapai 10 orang,” ungkapnya.

Marthen Klakik, pembuat lilin lainnya saat ditanyai Cendana News juga mengatakan hal senada. Menurut Marthen, laku atau tidaknya lilin tergantung kepada banyaknya peziarah dari luar Kota Larantuka yang datang mengikuti prosesi Jumat Agung di Larantuka.

NTT
Comments (0)
Add Comment