Masyarakat Sikka Harus Menjaga Kultur Menanam Jagung

SELASA, 11 APRIL 2017

MAUMERE — Masyarakat Kabupaten Sikka hendaknya selalu menjaga kultur atau budaya menanam jagung yang selama ini diwariskan nenek moyang agar kebiasaan ini tetap ada dan berkembang. Demikian disampaikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat penen simbolis jagung musim tanam 2016 dan 2017 di Desa Pogon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Selasa (11/4/2017).

Gubernur NTT Drs.Frans Lebu Raya sedang melakukan panen simbolis jagung di desa Pogon kecamatan Waigete.

Dikatakan Lebu Raya, kesadaran untuk menanam jagung bukan baru kali ini justru sudah secara turun temurun oleh nenek moyang kita dan kita punya tugas untuk menjaga, mengembangkan dan melestrarika untuk meningkatkan supaya hasilnya dari waktu ke waktu semakin baik.

“Kita tidak hanya sekedar urusan makan tapi kita harus menjaga kultur dan tradisi yang telah secara turun temurun dari nenek moyang kita. Makan jagung tidak salah apalagi tanam jagung,” tegasnya.

Lebu Raya meminta kepada warga masyarakat NTT khususnya Desa Pogon kecamatan Waigete agar tanam jagung sebanyak-banyaknya dan bila didorong untuk meningkatkan produksi jagung maka mari kita tanam dan buka lahan seluas luasnya dan sebanyak banyaknya dengan teknologi yang didampingi oleh para penyuluh.

“Saya yakin dan percaya produksi kita akan meningkat dan mungkin di Kabupaten Sikka kelebihan jagung tapi di Indonesia kekurangan jagung sehingga bila kita mempunyai tugas untuk mendukung pangan nasional maka kita melengkapi kekurangan ini secara nasional,” tuturnya.

Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera dalam sambutannya menjelaskan, Sikka merupakan salah satu kabupaten di Provinsi NTT yang memilliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan komoditi jagung, walaupun intensitas tanam pada umumnya satu kali dalam setahun.

Comments (0)
Add Comment