Ribuan Umat Katolik Larantuka Lakukan Tradisi Tikam Turo

RABU, 12 APRIL 2017

LARANTUKA – Sejak pagi pukul 07.00 WITA ribuan umat Katolik paroki Katedral Reniha Rosari Larantuka berkumpul di rumah Tuan Mardomu atau orang yang menanggung perlengkapan pembuatan Turo atau pagar bambu yang akan ditanam di kiri kanan jalan di jalur prosesi.

Warga kelurahan Loke sedang membuat Turo atau pagar bambu sebagai tempat mengikat lilin saat prosesi Jumat Agung.

Hari ini Rabu (12/4/2017) dilaksanakan tradisi Tikam Turo, tradisi membuat pagar bambu atau Turo yang akan dipergunakan sebagai tempat mengikat lilin sebagai penerang jalan di sepanjang jalur prosesi Jumat Agung.

Saat ditemui Cendana News di Kelurahan Balela, Rabu (12/4/2017) siang,Yohanes Buang da Silva salah seorang perwakilan suku dari di Armida Amu Tuan Mesias Anak Allah menjelaskan, tradisi Tikam Turo artinya membuat Turo atau pagar yang akan dipakai untuk mengikat lilin saat prosesi Jumat Agung mengitari kota Larantuka.

Menurut Yohanes,tradisi ini tetap dipertahankan sejak adanya prosesi Jumat Agung 5 abad silam.Meski sudah modern, Turo tidak akan diganti dengan pagar dari besi atau kayu lain sebab harus memakai kayu kukong atau kayu lokal sebagi tiang dan bambu belah.

“Dulu tradisi Tikam Turo dilaksanakan hari Kamis. Tetapi sejak 5 tahun belakangan tradisi  ini dilaksanakan hari Rabu sebab hari Kamis banyak kegiatan yang akan dilaksanakan di Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka,” ungkapnya.

Setiap lingkungan atau kelurahan jelas Yohanes, ada empat orang Tuan Mardomu atau orang yang bertanggung jawab menyediakan perlengkapan membuat Turo serta lilin yang akan di pasang di Turo atau pagar bambu tersebut di mana mereka juga yang mengkordinir warga untuk melaksanakan tradisi Tikam Turo.

NTT
Comments (0)
Add Comment