LAMPUNG — Keterbatasan lokal belajar tak menghalangi anak-anak nelayan di wilayah pesisir pantai Bakauheni, Lampung Selatan, untuk menimba ilmu agama, khususnya anak-anak yang beragama Islam, dengan belajar mengaji mulai dari mengenal huruf Hijaiyah, membaca Alquran serta nilai-nilai keagamaan lain.
Amran Jamin (40), guru mengaji anak-anak nelayan di pesisir pantai Bakauheni, mengatakan, awal mulanya ia mengajar mengaji di salah satu mushola yang ada di Dusun Muara Piluk Bawah. Namun, dengan keterbatasan tempat dan fungsi mushola yang setiap maghrib digunakan untuk beribadah, tempat mengaji dipindah ke teras salah satu warga.
Asror yang memiliki anak usia SD dan ingin belajar mengaji, kata Amran, merelakan teras rumah berukuran sekitar 3 x 7 meter untuk menjadi lokasi belajar setiap hari setelah maghrib dengan waktu belajar sekitar satu jam.
Selain fasilitas teras yang terbuka, sebuah papan tulis juga telah disediakan untuk mengajar anak-anak mengaji mengisi waktu luang seusai maghrib.
“Saya awalnya diminta mengajar mengaji bagi anak-anak nelayan di wilayah Muara Piluk, selanjutnya jumlah anak yang ikut belajar mengaji bertambah banyak, bahkan dari beberapa dusun sengaja diantar dan didampingi oleh orang tua hingga selesai mengaji,” terang Amran Jamin, warga Dusun Muara Piluk, Desa Bakauheni yang dipercaya menjadi guru mengaji anak-anak nelayan, saat ditemui Cendana News belum lama ini.
Bermula dari lima hingga sepuluh siswa yang belajar mengaji dari anak-anak yang belum sekolah, siswa PAUD hingga SMA kini total murid yang belajar mengaji pada Amran Jamin sudah berjumlah sekitar 30 siswa. Sehingga saat seluruh siswa berangkat, selain di teras, ruang tamu milik salah satu warga tersebut juga menjadi tempat belajar.