Petambak Udang Lamsel Manfaatkan Bahan Bekas Sebagai Kincir dan Blower

LAMPUNG — Lokasi yang mendukung sektor usaha pertambakan membuat wilayah Desa Bandar Agung Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan menjadi lokasi budidaya udang dan bandeng dengan sistem semi intensif dan sebagian tambak tradisional.

Uden (50) salah satu warga Dusun Umbul Besar menyebut sebagian wilayah tersebut menjadi sentra pertambakan udang yang dimiliki para investor dari Bandarlampung dan Jakarta dengan sistem pengelolaan diserahkan kepada pekerja warga setempat.

Tambak udang vaname dan windu yang tidak bermodal besar, masih bekerja secara tradisional dengan sistem sirkulasi air mempergunakan mesin pompa sederhana untuk memelihara ikan bandeng. Para petambak dengan modal besar kerap mempergunakan kincir air tambak (paddle wheel aerator) dengan penggerak listrik tenaga diesel.

“Selain didukung modal besar dengan areal tambak yang luas sekaligus peralatan yang memadai petambak besar tentunya memperoleh hasil yang besar namun bagi kami petambak tradisional kerap mempergunakan peralatan sederhana bahkan memanfaatkan barang bekas,” ujar Uden salah satu petambak udang vaname sistem tradisional di Dusun Umbul Besar Desa Bandar Agung Kecamatan Sragi saat ditemui Cendana News, Jumat (7/12/2017).

Uden menyebut pada lima tahun sebelumnya penggunaan kincir air tambak mulai banyak dipergunakan meski harga per unit kincir air tambak dengan dua baling baling bisa seharga Rp2.500.000 hingga Rp4.850.000.

Peralatan penunjang seperti bagian kipas perunit dijual mulai harga Rp200.000 hingga Rp300.000 belum termasuk peralatan lain yang dioperasikan secara otomatis.

Peralatan lain yang dipergunakan disebutnya berupa blower yang digerakkan menggunakan dinamo untuk memaksimalkan kadar oksigen dalam tambak udang.

Lampung
Comments (0)
Add Comment