JAKARTA – Peristiwa kebakaran kapal di Muara Baru, Jakarta Utara menjadi bahan evaluasi Pemprov DKI Jakarta, dalam hal mengatasi bencana kebakaran.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut, mayoritas petugas pemadam kebakaran hanya terfokus pada kebakaran di daratan. Seperti kebakaran gedung atau kawasan permukiman. Sedangkan peristiwa di Muara Baru, terjadi di kawasan perairan. “Kami dari sisi pemprov menjadikan ini pelajaran. Kita perlu menambah lebih banyak kekuatan, untuk memadamkan di air,” ujar Anies, Senin (25/2/2019).
Pemprov disebut Anies, perlu menambah personel dan peralatan untuk memadamkan kebakaran di perairan. “Kami perlu menambah lebih banyak kekuatan untuk memadamkan (kebakaran) di air, karena kekuatan kami mayoritas adalah memadamkan untuk kasus-kasus di gedung dan di daratan,” katanya.
Anies menyebut, api menjadi besar karena kapal-kapal di sana mengangkut solar. Akibatnya, pemadam kebakaran perlu waktu hampir 14 jam untuk memadamkan api. Pemamdaman kebakaran kapal itu memiliki tantangan yang besar bagi petugas pemadam DKI Jakarta. Anies saat , masih menunggu hasil investigasi dari aparat penegak hukum mengenai peristiwa di Muara Baru. Anies mengaku masih memantau perkembangan dari kejadian tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, Darjamuni, menyebut, ratusan nelayan terdampak kebakaran di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. “Satu kapal rata-rata 15 sampai 20 (nelayan), ya, sudah berapa itu. Sudah ratusan orang,” ujar Darjamuni.
Berdasarkan pendataan, ada 34 kapal yang terbakar. Sebagian besar nelayan yang terdampak bukan warga Jakarta. “Kalau ABK-nya (anak buah kapal) benar warga DKI, kami bisa memperhatikan. Tapi, sebagian besar bukan warga DKI nelayannya,” tambah Darjamuni.