SEMARANG — Sudah dua tahun terakhir, Siswadi, warga Tembalang, menggarap lahan tidur yang terletak salah satu perumahan elit di kawasan tersebut. Ia bersama tiga warga lainnya, menanami beragam sayur dan tanaman palawija di lahan seluas sekitar satu hektare tersebut.
“Jadi ini sebenarnya lahan perumahan, namun karena areanya luas. Jadi belum semuanya sudah dibangun rumah. Masih ada lahan-lahan yang kosong. Daripada kosong, tidak dimanfaatkan, kemudian kita berinisiatif untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Tentu saja seizin dari pengelola atau pemilik lahan,” paparnya, saat ditemui di sela menggarap lahan, Senin (19/10/2020).
Beragam tanaman pangan pun tumbuh subur di lahan, yang sebelumnya juga dimanfaatkan sebagai persawahan tersebut. Mulai kacang panjang, kacang tanah, ketela pohon, cabai, hingga pepaya.
Hasil pertanian tersebut, selain dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, juga dijual sebagai pendapatan keluarga. “Rata-rata petani penggarap ini, sudah pensiunan. Daripada diam, duduk di rumah. Lalu kita bersama-sama mengelola lahan kosong di sini. Selama ini, hasilnya cukup memuaskan,” tambahnya.
Sebagai gambaran, pada panen kacang tanah beberapa waktu lalu, dirinya berhasil memanen sebanyak tiga kuintal. Belum lagi ketela pohon, atau tanaman lainnya.
“Biasanya saya tanam selang seling. Habis kacang panjang, singkong, lalu kalau masuk musim hujan diganti tanam padi. Hasilnya selain untuk dimakan sendiri, juga dijual. Biasanya dititipkan ke pedagang sayur keliling,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Rohadi. Warga Tembalang Semarang tersebut, juga menggarap lahan tidur milik salah satu perguruan tinggi negeri di kawasan tersebut, dengan menanam beragam tanaman pangan hingga sayur mayur.