Sumini bilang ia tidak sendiri alami kendala pada proses penyiapan benih. Sebab petani yang lain alami hal yang sama. Kemunduran waktu tanam berimbas lalahan atau media tanam yang telah disiapkan perlu diolah kembali. Sebab waktu hampir tiga pekan berimbas lahan ditumbuhi rumput. Proses penghalusan lahan dengan serokan penarik bertujuan untuk menghilangkan rumput.
Antisipasi pertumbuhan benih yang terganggu, Sumini melakukan penaburan pupuk saat benih usia sepekan. Penggunaan abu jerami pada biji padi yang ditaburkan menurutnya dilakukan agar proses pencabutan (ndaut) benih lebih mudah. Sebab proses penaburan abu jerami akan memudahkan proses tumbuhnya akar benih padi. Perakaran yang kuat akan mempercepat pertumbuhan.
“Mundurnya waktu tanam pada sebagian lahan petani rata rata sebulan lebih karena harus mengganti benih untuk ditanam,” cetusnya.
Jumini, petani di desa yang sama menyebut mengganti benih miliknya dus kali. Saat penyiapan benih tahap kedua ia mengalami kekurangan benih sehingga harus meminta dari petani lain. Penyiapan bibit varietas IR 46 untuk lahan seluas setengah hektare memasuki usia tiga pekan. Sistem penanaman padi (tandur) memakai pola ceblok mempercepat penanaman pada lahan.
Sistem ceblok pada lahan seluas setengah hektare membutuhkan tenaga kerja 10 orang. Masa tanam musim penghujan (rendengan) sebut Jumini membuat ia memilih bibit tahan genangan. Lokasi tanam yang berada di dekat saluran irigasi berpotensi banjir membuat ia memilih bibit IR 46 tinggi. Pola penanaman jajar legowo dilakukan olehnya untuk peningkatan produksi padi.
“Mundur sebulan dari waktu normal penanaman akan berimbas pada waktu panen, namun petani tetap menanam serempak imbas benih diserang hama,” cetusnya.