BANDUNG – Sejumlah masyarakat petani di Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mulai memanfaatkan pupuk kompos dari kotoran sapi perah yang dihasilkan melalui sistem vermicomposting, yaitu proses pengomposan bahan organik oleh cacing tanah.
Daka Nuryadi (43), salah seorang petani sekaligus pembudidaya cacing di wilayah setempat mengatakan, bahwa pupuk kompos tersebut memiliki kualitas yang sangat baik untuk pertumbuhan bibit sayur seperti slada, sawi, tomat, dan cabai.
“Saya sudah uji sendiri untuk tanaman tomat, dan memang pupuk ini sangat bagus, mempercepat pertumbuhan tanaman, dan hasil panennya juga baik,” kata Daka, Senin (11/10/2021) di kediamannya.
Daka menyebut bahwa kotoran sapi perah sendiri ia dapatkan dari para peternak di sekitar rumahnya yang tidak melakukan budidaya cacing.
“Daripada kotoran sapi dibuang sembarangan, lebih baik saya manfaatkan untuk budidaya cacing dan nantinya bisa dijadikan pupuk. Tapi beberapa peternak di sini sudah mulai budidaya cacing juga,” tandas Daka.
Memang, lanjut Daka, kegiatan budidaya cacing ini sangat banyak manfaatnya, selain bisa memproduksi pupuk kompos yang berkualitas, juga bisa sekaligus mengurangi potensi pencemaran terhadap lingkungan.
“Sebelum ada cacing, orang buang kotoran sapi kadang ke kali. Ini kali di sini alirannya sampai ke sungai Citarum, jadi tercemar sampai ke sana,” ucapnya.
Sementara itu, Ujang Priadi, salah seorang peternak sapi perah mengaku senang dengan perkembangan budidaya cacing di wilayahnya. Ia pun dengan senang hati berbagi kotoran sapi miliknya kepada para pembudidaya.
“Jadi kita sama-sama bantulah. Biasanya orang budidaya cacing itu juga punya kebun, saya kasih kotoran sapi, tapi nanti saya minta rumput dari kebun mereka, buat makan sapi. Sebetulnya sama-sama menguntungkan,” katanya.