SENIN, 4 FEBRUARI 1991 Pukul 20.00, Presiden Soeharto membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional XVI yang berlangsung di Yogyakarta. Sebelumnya, pada jam 15.45 sore, Ibu Tien Soeharto telah pula membuka Pameran MTQ yang diselenggarakan di Museum Sono Budoyo.
Dalam pidato pembukaannya, Presiden Soeharto mengawali amanatnya dengan mengajak semua hadirin untuk berdoa kepada Tuhan agar peperangan dahsyat yang sedang berkobar di Timur Tengah dapat segera diakhiri. Dalam hubungan ini Presiden mengharapkan agar semua pihak menahan diri, agar perdamaian di kawasan itu segera dipulihkan.
Dikatakannya bahwa kita tidak menginginkan malapetaka itu meninggalkan luka yang dalam, sehingga bangsa-bangsa di kawasan Timur Tengah kehilangan harapan untuk menikmati kedamaian dan kehilangan harapan untuk membangun dirinya di masa mendatang.
Dibahagian lain amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa kita perlu memikirkan dan mencoba membangun perpustakaan masjid. Hal ini dikemukakannya dalam rangka melaksanakan perintah Al Qur’an untuk membaca.
Dalam hubungan ini Presiden mengingatkan akan fungsi masjid yang bukan hanya sebagai tempat ibadah. Masjid juga menjadi pusat pembinaan jamaah.
Menurut Kepala Negara, dalam rangka inilah pengembangan perpustakaan masjid sangat penting artinya. Dengan perpustakaan masjid itu kita perluas pengetahuan keagamaan dan sekaligus juga ilmu pengetahuan dan pembangunan.