Presiden Soeharto dan Trilogi Pembangunan

Oleh: Abdul Rohman

Untuk merehabilitasi kehancuran kehidupan era Orde Lama dan memajukan kembali Indonesia, Presiden Soeharto menggunakan pendekatan Trilogi Pembangunan. Ialah Stabilitas yang mantap, pertumbuhan tinggi dan pemerataan. Kehancuran itu di antaranya hyperinflasi hingga 650%, defisit APBN, krisis pangan dan konflik horizontal.

Implementasi Trilogi Pembangunan ini dikupas dalam Bab VIII buku “Presiden Soeharto dan Visi Kenusantaraan”.

Stabilitas yang mantap di berbagai bidang diperlukan agar ada jaminan kelangsungan pembangunan. Baik stabilitas dalam bidang ekonomi, politik dan hankam. Indonesia yang stabil pada era Presiden Soeharto telah memungkinkan membangun di segala bidang. Secara bertahap dan berkelanjutan. Hingga akhirnya tumbuh menjadi “the new industrial country” pada tahun 1997.

Pendekatan stabilitas ini tidak datang secara serta merta atau sebatas perenungan teoritik. Akan tetapi merupakan akumulasi dari proses pembelajaran panjang bagi bangsa Indonesia. Bahwa sejak merdeka, Indonesia selalu dililit konflik horisontal. Akibatnya upaya pembangunan untuk memakmurkan segenap rakyat menjadi terbengkalai.

Presiden Soeharto tidak hanya membawa stabilitas dalam negeri. Ia juga berhasil membangun solidaritas ASEAN. Hal itu memungkinkan kawasan ini tumbuh sebagai kawasan yang stabil dan nyaman bagi segenap anggotanya.

Terdapat konflik teoritik dan konseptual terhadap kebijakan stabilitas. Stabilitas keamanan sering dihadapkan antara ketegasan dan tindakan otoriter. Dalam stabilitas pemerintahan diperhadapkan antara konsensus dan otoritarianisme. Sedangkan dalam stabilitas ekonomi dipertentangkan antara mekanisme pasar dan sistem perekonomian pasar terkelola.

HM Soehartoorde baruPresiden SoehartoPresiden Soeharto dan Visi Kenusantaraan
Comments (0)
Add Comment